3 Mitos dalam Berumahtangga


Harapan pasangan suami-istri terhadap rumah tangga mereka seringkali terlalu tinggi dan tidak realistis, sehingga malah membuat hubungan terganggu.

John W. Jacobs, M.D. dalam bukunya All Your Need is Love and Other Lies about Marriage menunjukkan, beberapa mitos salah yang biasa menghiasi kehidupan berumah tangga:

1. Cinta adalah segala-galanya
Pandangan ini jelas sudah kuno. Kenyataannya, cinta tak bersyarat hanya tersedia untuk bayi dan anak kecil, dan tak pernah sukses untuk kehidupan suami-istri. Mitos bahwa cinta romantis saja cukup untuk menciptakan perkawinan yang bahagia, hanya membuat orang tak mampu mengembangkan dan menyiapkan hubungan yang sehat.

Cinta bukanlah segala-galanya dan tak selalu bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga. Anda butuh banyak keterampilan lain untuk menciptakan pernikahan yang bahagia.

2. "Dia tak pernah mau mau mendengarkan, padahal saya sudah berbusa-busa."
Benar, kita memang sudah ngomong sampai berbusa-busa, tapi tak pernah bisa menyampaikan maksud secara cerdas. Tak banyak pasangan yang tahu bagaimana harus bicara atau mendengar secara efektif.

Ingat, gaya komunikasi perempuan dan pria sangat berbeda, dan itu yang seharusnya mendasari komunikasi antar-pasangan. Persoalan komunikasi seringkali menyembunyikan perbedaan pasangan dalam hal nilai, minat, tujuan, dan keinginan. Jadi, melatih komunikasi bukanlah satu-satunya solusi.

3. "Dia tak pernah mau berubah"
Banyak pasangan yang mengaku bersedia berubah demi keutuhan rumah tangganya, tapi yang terjadi sebetulnya, mereka ingin pasangan merekalah yang berubah. Yang terjadi sebetulnya adalah, kebanyakan pasangan mencoba mengubah hubungan dengan cara yang tidak produktif, sehingga frustrasi pada hasilnya, dan akhirnya mengklaim pasangannya memang susah berubah.

Padahal, seandainya setiap pasangan mau benar-benar berubah, mereka bisa, kok, menciptakan rumah tangga yang bahagia.

0 comments: (+add yours?)

Posting Komentar