9 Kunci Sukses Bekerja di Dunia Pria


Bila Anda seorang wanita yang bekerja di lingkungan dengan dominasi pria, ada saja rekan kerja yang cenderung melihat Anda sebagai sesosok manusia yang layak dijadikan "tontonan". Apalagi bila Anda berpenampilan menarik. Gender lebih berbicara ketimbang apa pun. Situasi ini membuat Anda kesal dan ingin mengundurkan diri? Eit, tunggu dulu! Berikut tips untuk Anda:

1. JADIKAN MEREKA SEBAGAI TEMAN
Ambil kesempatan untuk berbicara dari hati ke hati dengan rekan kerja, terutama pria, yang bekerja di bawah perintah Anda. Jangan kaget bila ada di antara mereka yang tega berkata, "Saya tidak bisa respek terhadap Anda dan tidak ingin diperintah oleh seorang wanita." Tak perlu berkecil hati. Ajak ia mencari jalan keluar, bila perlu lakukan pekerjaan itu bersama di awalnya. Berikan kepercayaan terkontrol pada rekan pria, apalagi yang kebetulan menjadi bawahan, dan selalu dahului dengan kata "tolong".

2. BANGUN HUBUNGAN BAIK
Mendapatkan dukungan dari pihak lain dalam lingkungan perusahaan, sering tak semulus yang Anda duga. Tidak sedikit yang menimbulkan rasa jengkel. Barangkali, Anda sering merasa dipermainkan dan dilempar seperti bola ping-pong. Nah, dalam kondisi seperti ini, Anda perlu melakukan pendekatan yang sedikit tegas tanpa harus sombong. Tak perlu terlalu menonjolkan kelembutan jika tak ingin dicap genit. Beri intonasi dengan ketegasan pada tiap tekanan kalimat yang perlu. Kedua, tunjukkan luasnya pengetahuan Anda.

3. JADIKAN DIRI ANDA SEBAGAI "KAMUS"
Intinya, Anda bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang multifungsi, berguna banyak. Pengetahuan yang luas, membuat Anda menjadi 'rebutan' banyak pihak. Menjadi sumber informasi, tempat bertanya bagi solusi berbagai macam masalah. Kemampuan fisik tanpa diimbangi kemampuan pikiran, bagi wanita, akan tetap dipandang sebelah mata.

4. PEKA TERHADAP PIMPINAN YANG TAK ADIL
Semua usaha di atas tentu dapat berjalan baik jika Anda punya pimpinan yang dapat memberi penilaian yang jujur dan adil, terutama pada pekerjaan seorang wanita. Pria cenderung merasa tersaingi oleh wanita yang lebih pandai. Apalagi bila pria itu pimpinan tinggi dan Anda berada di bawah komandonya. Pimpinan seperti ini memang sulit ditembus. Mungkin ide Anda pernah ditolak mentah-mentah, sementara ide serupa yang dilontarkan rekan selevel langsung disetujui. Salah satu cara mengatasi situasi seperti ini adalah mengusahakan untuk pindah dari bagian tersebut. Kemampuan Anda yang seperti kamus tentu memungkinkan untuk dipindah ke bagian mana pun.

5. CARILAH MENTOR
Selain performa prima, wanita juga harus menghasilkan pekerjaan yang maksimal. Dengan demikian, prestasinya bisa tercatat dalam perusahaan. Bila pimpinan kurang dapat mendukung karier Anda, termasuk mereka yang kurang 'adil', sebelum memutuskan pindah bagian, sebaiknya Anda dapat menemukan seorang mentor. Ia bisa juga seorang teman baik di perusahaan. Ia haruslah pria yang pandai dan sukses meniti karier di perusahaan tersebut. Timbalah ilmunya, biarkan ia turut men-support sepak terjang Anda dalam meniti karier. Mintalah advis darinya.

6. JELI DAN CERDIK MEMANFAATKAN WAKTU
Banyak masalah yang akhirnya meruncing hanya karena ketidaksabaran. Begitu waktu berlalu, baru timbul penyesalan. Misalnya, dalam suatu rapat Anda terus dikonfrontir oleh rekan kerja pria yang selalu mematahkan ide Anda. Cobalah menarik napas dan sedikit bersabar. Jangan emosi. Atau bila suatu ketika ide Anda ditolak mentah-mentah, sementara ide serupa dari rekan pria diberi acungan jempol; sekali lagi, tahanlah emosi Anda. Biarkan rapat itu berakhir dan ambil waktu yang tepat untuk menyampaikan langsung protes Anda pada pimpinan. Bila perlu, mintalah dukungan dari mentor Anda.

7. PEKA TERHADAP LINGKUNGAN KERJA
Sepertinya sepele tapi sebenarnya sangat penting. Setiap orang punya perbedaan. Misalnya, dua staf pria Anda "berseteru." Di depan Anda, mereka tampak rukun. Namun, di belakang Anda, mereka akan selalu menjelek-jelekkan. Anda harus peka terhadap kebutuhan dan persoalan yang mereka hadapi.

8. ILMU DARI KELUARGA DEKAT
Pengalaman orang yang lebih senior, baik dari segi usia maupun pengalaman, bisa menjadi pertimbangan. Bahkan tidak mungkin, pengalaman ibu Anda jauh lebih bijaksana bila diterapkan di masa kini yang segala sesuatunya cenderung tidak mengindahkan lagi tata krama. Selain itu, pengalaman dari keluarga sendiri biasanya tanpa filter. Jangan dulu menganggap kuno pendekatan yang diterapkan paman atau ayah Anda. Yang penting, mereka pernah mengalami masalah yang sama, atau minimal ada kemiripan. Tinggal Anda yang tahu bagaimana menyesuaikannya dengan lingkungan di perusahaan Anda sekarang.

9. SIAP MENANGGUNG RISIKO
Sejak awal, perhitungkan masak-masak apa yang akan Anda lakukan. Sadari pula sejak dini bahwa berkarier di tengah-tengah pria adalah ibarat liliput di tengah-tengah sejumlah raksasa. Penuh tantangan dan pengorbanan. Wanita selalu dipandang lemah, tidak berdaya dan cenderung kurang mampu memimpin. Sebaiknya siapkan strategi tentang langkah apa saja yang akan ditempuh. Buatlah beberapa rencana. Jangan bersikap konyol dengan asal terjun tanpa perhitungan. Saat ini, tingkat kompetisi sangatlah tinggi, Anda tidak bisa lagi bermain-main dengan kesempatan. Banyaklah bertanya dan membaca beberapa buku yang bermanfaat.

0 comments: (+add yours?)

Posting Komentar