Terserah Kamu, Sayang!


Susan dan Benny bersiap menghadiri pesta pernikahan sahabat Benny. Kebetulan Susan membeli gaun baru dan berniat memakainya ke pesta itu. Namun, ia ragu apakah bisa tampil cantik dengan gaun barunya. Untuk memastikannya, ia pun bertanya pada Benny yang telah 30 menit menunggunya. “Ben, sepatu mana yang cocok dengan gaunku ini? Yang merah atau kuning keemasan?”

“Terserah kamu saja, Sayang! Dua-duanya bagus kok. Ayo cepat dong, nanti terlambat nih!” jawab Benny sambil berlalu ke arah mobil. Susan pun hanya bisa cemberut mendengar jawaban itu. Meski ini bukan kali pertama Benny mengucapkan kata ‘terserah’, Susan tetap saja kesal mendengarnya. Ia tak habis pikir, mengapa kekasihnya tercinta seolah seperti tak punya ‘suara’ untuk disumbangkan.

SERING DIABAIKAN
Jangan keburu menghakimi bahwa pria tak peduli dan tak punya keinginan untuk urun pendapat atau sedikit berkomentar atas omongan Anda. Sebenarnya sikap ini muncul karena ia merasa pendapatnya sering diabaikan. Tidak percaya? Coba saja Anda ingat lagi. Ketika Anda menanyakan sesuatu atau meminta pendapat yang menyangkut beberapa pilihan, benarkah Anda ingin tahu pendapatnya?

Kalau mau jujur, seringkali kita sudah tahu pilihan mana yang terbaik buat kita. Hanya saja kita butuh penegasan atas pilihan itu yang harus keluar dari mulutnya. Ketika dia memberikan pilihan (yang bukan Anda pilih), Anda pasti akan tetap memilih pilihan Anda sendiri. Iya, kan? Nah, inilah salah satu yang membuat si dia sering mengeluarkan jurus ‘terserah’.

Tips: Kalau memang Anda sudah menentukan pilihan, lebih baik jangan lagi bertanya hanya untuk mendapat penegasan. Namun, jika Anda ingin benar-benar melibatkannya, mulailah belajar mendengarkan pendapatnya. Kalaupun ternyata pilihannya kurang oke buat Anda, jangan langsung marah atau malah meremehkan seleranya. Jelaskan saja dengan baik-baik (tanpa nada tinggi tentunya) bahwa pilihan yang ia berikan agak kurang tepat. Selain tak memicu pertengkaran dan tak membuatnya merasa diabaikan, si dia juga dapat ilmu soal ‘pilihan’ dari Anda kan?


TIDAK PERLU BERKOMENTAR
Dalam menghadapi hari-hari yang penuh dengan seabrek masalah, kita tidak seperti kaum lelaki yang bisa mengenyahkan semua masalah itu dari pikiran. Seringkali masalah itu terus berputar di kepala kita. Satu-satunya cara kita untuk menepis masalah itu adalah membicarakannya. Namun, sebenarnya kita bicara untuk ‘membongkar’ masalah yang kita hadapi dan bukan mencari jalan keluar atau menyelesaikannya.

Nah, pasangan yang tahu betul kebiasaan kita ini, pasti merasa tak perlu lagi berkomentar jika kita curhat di telepon dan menanyakan, “Aduh pusing deh. Enaknya begini atau begitu, ya?” Seperti biasa, ia hanya akan diam mendengarkan sambil lalu atau mengeluarkan kata ‘terserah kamu’. Karena ia tahu saran apa pun yang ia berikan, belum tentu Anda terima. Lagipula daripada capek berkomentar, lebih baik ia membiarkan Anda mengambil keputusan yang terbaik bagi Anda.

Tips: Anda benar-benar butuh saran? Bicaralah lebih serius sambil berhadapan dan menatap matanya. Beri sinyal bahwa Anda memang ingin mendengar pendapatnya. Ketika ia bicara dengarkan. Hargailah pendapatnya dengan melakukan yang ia katakan. Dijamin, besok-besok ia takkan segan untuk sumbang saran lagi.


PERTANYAAN YANG SAMA
“Kenapa sih kamu selalu bilang terserah? Kayak enggak punya keinginan saja,” tanya Sita pada Rudi, suatu hari. Sita memang sudah mulai bosan mendengar kata ‘terserah’ dari mulut Rudi setiap kali ia bertanya enaknya makan di mana sepulang kerja nanti, jalan ke mana malam minggu nanti atau gaun mana yang lebih cocok untuk dipakai Sita.

“Habis kayak gitu ditanya terus,” jawab Rudi. Seringkali kita tidak sadar menanyakan atau meminta komentar untuk hal yang sama berulang-ulang. Padahal jika hubungan berjalan lebih dari setahun, harusnya Anda sudah tahu kebiasaannya. Apa yang ia sukai dan tidak.

Tips: Sebenarnya tak perlu lagi banyak bertanya. Apalagi sampai berulang-ulang. Kalaupun Anda ingin dia urun pendapat, ajukanlah pertanyaan dengan cara berbeda. Dan ketika ia menentukan pilihannya (meski lagi-lagi tak sesuai harapan Anda), jangan ditolak apalagi diremehkan. Anggap ini bagian dari konsekuensi yang harus Anda terima dalam melatih dia ‘bersuara’.


MALAS RIBUT
Seringkali jurus ‘terserah’ terlontar karena pria memang tak ingin berdebat. Apalagi jika selama ini Anda yang mendominasi pengambilan keputusan. Jadi, ia akan menyerahkan semua keputusan dan pilihan di tangan Anda.

Tips: Anda mungkin "Si Ramai" dan banyak bicara. Nah, coba sesekali mengurangi dominasi pembicaraan dan lihat reaksinya. Ia mungkin akan sedikit bingung dengan perubahan itu. Namun, setelah itu ia akan beradapatasi dan mulai aktif menentukan pilihan dan mengambil keputusan. Jika Anda tak setuju dengan pilihannya, jangan langsung bersikap antipati dan membuat pilihan sendiri. Katakan secara baik-baik dan cari titik tengahnya saja.

0 comments: (+add yours?)

Posting Komentar