Menjadi Jutawan dari Rumah


PUNYA kebisaan menjahit, memasak, atau mengutak-atik sesuatu menjadi lebih indah dan bermanfaat? Jangan hanya dipendam sendiri. Anda bisa mengail uang darinya.

Pilihan menjadi pebisnis sepertinya kian menggiurkan dan banyak dilirik. Enggak heran, setiap hari ada saja tempat usaha baru yang buka. Juga di setiap pameran yang dikunjungi, banyak pemain baru dari usaha home made bermunculan. Usaha yang dikembangkan sangat variatif dan komplet, dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari urusan perut sampai tempat tidur.

Perlukah bakat? Ah, bakat menjadi urutan ke sekian. Tak punya keterampilan khusus? Anda bisa belajar di tempat-tempat kursus yang makin menjamur. Atau, belajar saja dari buku-buku keterampilan yang banyak beredar. Mudah kok diikuti. Anda tertarik? Ikuti langkah-langkahnya.

Dari Mana Memulainya?
Anda sudah punya keinginan untuk membuka usaha, tapi bingung dengan pilihannya? Pasalnya, usaha home made sangat banyak dan variatif, bisa kue, seprei dan bed cover, lilin, kotak, aromaterapi, keramik, bingkai foto, dan sebagainya. Bagaimana menentukan yang paling cocok untuk Anda? Pilih yang benar-benar diminati dan Anda menikmatinya.

Kemudian, inventarisasi modal apa yang sudah Anda punya. Modal enggak melulu harus berupa uang lho, tapi aset yang dimiliki. Misal, keterampilan yang Anda kuasai atau aset-aset pribadi lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Mita, pemilik Bingkai Kota Kayu dan Belleza dari Kertas-Kertaz. Jika Mita memanfaatkan kayu-kayu bekas milik orangtuanya menjadi bingkai foto, Belleza membuat kertas-kertas milik saudaranya yang tidak terpakai menjadi kotak cantik yang mendulang uang.

Setelah itu, tentukan modal. Untuk tahap awal, sebaiknya modal jangan terlalu besar. Gunakan modal sendiri dulu, jangan melibatkan pihak lain. Lain halnya jika usaha yang dijalankan cukup lama dan Anda bermaksud mengembangkannya. Jika faktanya seperti itu, kredit di bank layak dipertimbangkan.

Berapa yang dibutuhkan? Tergantung jenis usahanya. Kalau kecil-kecilan, dengan uang di bawah Rp 500.000 pun Anda sudah bisa mulai. Sebagai gambaran, modal awal Mita untuk usaha frame-nya beberapa tahun lalu hanya Rp 500.000. Uang itu digunakan untuk beli kompresor, kaca, cat, dan sebagainya. Sementara itu, Belleza usahanya dimulai dengan modal Rp 1 juta. Relatif kecil kan? Tapi jangan ditanya keuntungannya sekarang karena meningkat puluhan kali lipat dari modal awal.

Setelah itu, tentukan siapa yang mengerjakan. Untuk menekan biaya, sebaiknya jangan banyak memakai tenaga bayaran. Manfaatkan keluarga untuk membantu Anda. Sedangkan untuk mencari bahan baku, jangan segan keluar masuk pasar tradisional karena biasanya harga murah justru datang dari sana. Belilah secara grosir atau dalam jumlah banyak karena harganya jauh lebih murah daripada membeli eceran.


Tentukan Harga
Langkah selanjutnya menentukan harga. Masalah harga cukup krusial karena berkaitan dengan keuntungan dan kelangsungan usaha ke depan. Untuk harga, sebaiknya jangan mematok harga terlalu tinggi sehingga membuat pelanggan mengangkat alis karena kemahalan. Atau sebaliknya, jangan juga terlalu murah sehingga terkesan murahan. Hitung dulu ongkos produksinya, dari mulai harga bahan baku, upah tukang (kalau ada) dan transport serta akomadasi (sewa tempat). Setelah itu, baru tentukan harga jualnya.

Untuk menetukan harga jual, naikkan sekitar 25-30 persen dari harga produksi. Ini bukan harga mati, lho. Karena harga bisa berubah dengan kondisi-kondisi tertentu, seperti proses tawar menawar atau berdasarkan jumlah barang yang dibeli. Penjual yang disenangi biasanya yang bisa memberi harga fleksibel alias bisa ditawar.


Dari Mulut ke Mulut
Bila harga sudah ditentukan, tinggal mencari cara bagaimana memasarkan produk tersebut. Disarankan, jangan buru-buru membuka toko atau sewa outlet. Selain biayanya besar, belum tentu efektif menggaet customer. Manfaatkan saja apa yang sudah ada. Bila garasi bisa dijadikan galeri, kenapa enggak dimanfaatkan. Anda bisa menyulapnya menjadi tempat yang layak untuk jualan.

Tapi yang terbilang efektif adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Mulai saja dari yang terdekat, keluarga, teman, dan seterusnya. Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama, orang membeli dari temannya. Pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari temannya.

Tak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun Anda bisa menjalin pertemanan. Ikut milis sangat disarankan. Selalu cantumkan brand dan alamat serta nomor kontak yang bisa dihubungi di setiap kemasan produk. Ini untuk memudahkan calon pembeli menghubungi Anda.

Cara lain, Anda bisa mendatangi kantor-kantor atau menitip jual di toko atau galeri. Biasanya sistem yang diterapkan konsinyasi. Anda sudah menentukan harga, dan mereka me-mark-up-nya sendiri. Pembayaran dilakukan di bulan berikut. Rajin ikut pameran atau bazaar juga meluaskan pasar.

Untuk satu ini, sebaiknya pilih-pilih tempat. Sebab, faktor penting dalam sukses bisnis adalah lokasi, lokasi, dan lokasi. Tanya pada mereka yang sudah pernah mengikuti, apakah pameran sebelumnya dipadati pengunjung atau tidak. Cari juga yang harga sewanya tidak terlalu mahal. Rata-rata harga sewa stand di pameran lebih dari Rp 500.000.

Jangan lupa, lakukan dengan penuh ketekunan, dan gali terus ide-ide baru. Juga, jangan mudah menyerah bila menemui kegagalan. Memulai usaha memang berisiko. Tapi tidak memulai usaha akan lebih berisiko.

0 comments: (+add yours?)

Posting Komentar