Habis Nikah Terbitlah Stres (1)


Usai sudah pesta pernikahan yang meriah itu. Lewat pula masa bulan madu. Yang tersisa kini hanya penat dan rasa khawatir menghadapi hari-hari yang tampak berat di depan. Ingin tahu 10 masalah yang menghantui pasca perayaan pernikahan?

1. ANTIKLIMAKS
Tak ada yang membantah, hari pernikahan merupakan momen paling bersejarah dan membahagiakan bagi sepasang anak manusia. Di hari bahagia itu, mereka menjadi pusat perhatian, bak raja dan ratu sehari. Tak heran jika setelah kemeriahan usai, Anda merasa kehilangan dan menginginkan suasana itu kembali. Anda juga mulai dihinggapi perasaan khawatir menghadapi peran baru yang bakal Anda jalani: menjadi istri! Duh!

Solusi:
Coba susun rencana, apa saja yang akan Anda kerjakan setelah menikah. Bulan madu seraya berlibur bisa menjadi pilihan. Tapi, seandainya dana tak mencukupi, Anda bisa menggelar pesta kecil-kecilan di rumah dengan mengundang teman-teman kantor dan keluarga dekat. Ini, secara bertahap, akan membantu menghadapi kenyataan hidup yang bakal Anda hadapi sehari-hari, sekaligus membuang kekhawatiran Anda.

2. TERLALU CAPEK
Pernikahan adalah sebuah perhelatan besar, sejak perencanaan hingga resepsi pernikahan usai. Jadi, jangan terlalu merasa berdosa jika tiba-tiba Anda kehabisan tenaga, padahal Anda merasa belum menjalankan 'tugas-tugas' sebagai seorang istri.

Solusi:
Santai sajalah. Tak perlu terburu-buru. Tak perlu merasa 'dikejar- kejar' untuk kembali menekuni kesibukan lama, tak perlu panik karena sudah sekian hari cuti kerja. Yang harus Anda lakukan adalah istirahat cukup, konsumsi makanan bergizi, dan berusaha rileks untuk mengembalikan kondisi fisik dan emosi. Anggap saja Anda baru saja sembuh dari sakit.

3. SELALU BERDUA
Setelah menikah, Anda pasti awalnya akan kaget, mendadak harus tinggal bersama lelaki 'asing' saban hari. Ya, memang banyak yang harus Anda lakukan untuk beradaptasi setelah menikah. Seandainya tak kaget pun, Anda tetap saja harus melakukan banyak hal, dari membereskan rumah sampai menjaga komitmen rumah tangga dengan suami.

Solusi:
Ciptakan wilayah pribadi. Buat kesepakatan sehingga Anda berdua punya privasi, sekalipun hanya hak atas sebuah meja atau kursi. Jangan pernah berpikir bahwa dengan berumahtangga, Anda harus setiap saat berdampingan dengan suami. Anda tetap butuh kebebasan.

4. BEDA IMPIAN
Sekalipun sudah sekian tahun berpacaran sebelum menikah, bukan berarti Anda dan suami tahu dan bisa mengatasi semua masalah yang muncul, lo. Pernikahan pasti akan membawa perubahan. Salah satu contoh, Anda berdua memiliki pendapat berbeda tentang pembagian peran suami dan istri. Apakah istri saja yang boleh pegang uang? Haruskah Anda mengerjakan semua tugas rumah tangga? Hati-hati, jika tak tercapai kesepakatan, bisa-bisa Anda berdua malah bertengkar hebat.

Solusi:
Sampaikan apa harapan Anda kepada suami. Duduk dan bicarakan dengan jelas, apa yang masing-masing Anda harapkan dari pasangan, termasuk bagaimana sebaiknya mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tak pas untuk sebuah kehidupan rumah tangga. Jika Anda berdua tetap berkeras pada pendirian masing-masing, jangan putus asa. Tetap bicarakan sampai diperoleh satu kesamaan pandangan.

5. MONEY MATTERS
Pernikahan memiliki implikasi legal terhadap harta bersama, yang berarti urusan keuangan bisa menjadi sesuatu yang sensitif. Sebaiknya, buat komitmen tentang keuangan keluarga. Misalnya, seberapa banyak uang yang bisa digunakan untuk membantu keluarga besar, kapan boleh memakai uang dalam jumlah banyak, bagaimana dengan pendidikan anak, dan sebagainya. Persoalan keuangan cukup banyak menjadi penyebab utama pertengkaran suami-istri.

Solusi:
Negosiasikan. Sampaikan apa yang ada di benak Anda soal pengaturan keuangan keluarga secara jelas. Tapi, jangan mau menang sendiri. Carilah solusi yang menguntungkan kedua pihak.

0 comments: (+add yours?)

Posting Komentar